hormat grraakk..

hormat grraakk..
Google
 

ASIAN AGRI CUCI UANG ?

Asian Agri adalah induk usaha terbesar kedua di Grup Raja Garuda Mas, perusahaan milik Sukanto Tanoto, orang terkaya di Indonesia pada 2006 versi majalah Forbes. Kerugian negara untuk sementara diperkirakan mencapai Rp 794 miliar.

Perhatian penuh perlu diberikan untuk kasus pajak terbesar sepanjang sejarah negeri ini. Apalagi, hasil penyidikan terhadap 14 perusahaan menunjukkan kapal induk bisnis terbesar kedua dalam kelompok usaha Raja Garuda Mas itu memanipulasi isi Surat Pemberitahuan Tahunan pajak sepanjang tiga tahun sejak 2002. Modusnya: menggelembungkan biaya, menggendutkan kerugian transaksi ekspor, dan menciutkan hasil penjualan dengan total nilai Rp 2,6 triliun. Tujuannya meminimalkan profit untuk menekan beban pajak

Direktorat Jenderal Pajak telah menemukan bukti kuat Asian Agri menggelapkan pajak. Perusahaan ini dituding menggelembungkan biaya perusahaan sebesar Rp 1,5 triliun, menggelembungkan kerugian transaksi ekspor sebesar Rp 232 miliar, dan mengecilkan hasil penjualan sebesar Rp 889 miliar.

Aparat pajak telah memeriksa sembilan kontainer berisi 1.373 kotak data terkait dengan kasus itu. Akibat penggelapan pajak itu, menurut Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution, kerugian negara sementara mencapai Rp 794 miliar.

Diharapkan langkah tim Pajak tak cukup sampai di sini saja, sebab yang dijaring dakwaan baru tokoh-tokoh "figuran". Lima direktur yang ditetapkan sebagai tersangka hanyalah para operator lapangan. Sedangkan para aktor utama, master mind dari aksi patgulipat itubisa saja nama mereka tak tercatat resmi di jajaran direksitetap tak terjamah. Tak sulit mencari sang aktor. Puluhan dokumen dan ratusan surat elektronik internal perusahaan yang telah disodorkan mantan Group Financial Controller Asian Agri, Vincentius Amin Sutanto, kepada tim Pajak dan Komisi Pemberantasan Korupsi bisa dijadikan acuan. Di situ tergambar jelas bagaimana berbagai upaya "penghematan pajak" dibuat oleh sejumlah tangan kanan Sukanto. Vincent membongkar aib ini setelah tak mendapat pengampunan dari sang taipan atas aksinya membobol rekening Asian Agri senilai US$ 3,1 juta di Bank Fortis, Singapura

Berdasarkan bukti-bukti yang ada, tergambar pula bahwa uang hasil penghematan pajak itu dialirkan dari Indonesia ke sejumlah perusahaan afiliasi Asian Agri di luar negeri seperti Hong Kong, Makao, Mauritius, dan British Virgin Island lewat sejumlah transaksi. Dalam transaksi hedging alias lindung nilai, misalnya, dibuat seolah-olah perusahaan Asian Agri di Indonesia selalu rugi. Akibatnya, harus ada pembayaran ke perusahaan luar negeri.

8 comments:

Anonymous said...

Mekanisme Transfer Pricing yg keren!Tapi akan lebih keren kalo transaksi transfer pricing itu tidak mengakibatkan rugi.Atur aja biar labanya kecil,kalo rugi bisa mencurigakan.Apalagi utk grup sebesar itu

Anonymous said...

Kasus yang dilakukan oleh Asian Agri sudah hal yang umum dilakukan perusahaan, utk mengecilkan pajak dibuat 2 pembukuan yg berbeda (kadang malah minta bantuan orang pajak). Masalahnya besar atau kecil pajak yang seharusnya dihasilkan itulah yg menjadi target Dirjen Pajak. untuk Vincen memang maling teriak maling, gak ada yang betul bagi keduanya, dan ini banyak terjadi di negeri ini. tinggal terungkap atau tidak !
Masalah Pajak, Hukum dan lain2. Hamba Hukum juga tak kalah kejamnya, pihak Kejaksaan mengobrak-abrik Pemda yang ujung2nya Duit...Bajingan!. Siapa yang berani Membongkar ?
Kapan Negeri ini bersih dari Pengecut....hanya Alloh SWT yang Tahu....

Anonymous said...

Ya saya setuju dgn pendapat anda (t.sapu kuli p.u)... Semua perusahaan sdh wajar klo mengecilkan pajaknya..udh jd rhs umumlah klo soal itu... ini semua hanya dendam Vincen yg emg udh ketauan salah.. semoga aja kamu tetap dihukum di dalam penjara ya... kesian deh kamu..

Anonymous said...

Dirjen Pajak seyogyanya jangan terlalu yakin dgn berkas2 dokumen yg disodorkan oleh Vincent. Vincent memang seorang pelaku "white collar crime" yg mahir merekayasa dokumen. Dia sdh merencanakan perbuatan kriminalnya sejak th 2004 dengan membuat 2 perusahaan palsu yg digunakan utk menampung uang hasil pembobolannya dari Bank Fortis, Singapore. Ada kemungkinan berkas2 dokumen yg disodorkan Vincent juga hasil rekayasa dia, karena permohonan ampunnya kepada Boss RGMI ditolak. Dirjen Pajak perlu mempertimbangkan juga, bahwa Asian Agri telah membantu pemerintah dalam hal meningkatkan kesejahteraan ribuan petani kelapa sawit di Riau dan Jambi dengan program kemitraannya. Asian Agri juga telah berhasil menerapkan program Corporate Social Responsibility dalam peningkatan kesejahteraan dan mengurangi angka pengangguran.

Anonymous said...

Pembasmi korupsi,
Ya tukang sapu kuli dan yang lainnya, mudah-mudahan kalian kasih komentar adalah bukan para-para tersangka yang sedang diproses atau antek-anteknya sukamto tanoto. Kalau kalian berkomentar komentarlah berdasarkan hati nurani, bukan berdasarkan perut kalian yang dapat duit dari korupter tersebut.
Mudah-mudahan kasus ini cepat selesai agar tau siapa yang mailng dan siapa yang Bajingannnn!!!!!
Kalau menurut saya Dosa Sukamto sudah terlalu banyak, dari merusak Hutan, mental bangsa indonesia dan maling duit kelas kakap sudah biasa dilakukannya. Ya mudah-mudahan kasus ini dia dan antek-anteknya tidak bisa berkelit lagi.. Aminnnn

onlinetax said...

:>Mas Tukang Sapu Kuli, kayaknya kalo masalah manipulasi transfer pricing itu gak perlu minta bantuan petugas pajak. Lebih beresiko, he...he.. Sekarang banyak tax consultant baik dalam maupun yg dari luar yang kerjanya jago dalam urusan beginian. Kerja mereka lebih rapi karena spesialisasinya emang di situ. Kasihan klo petugas pajak mulu' yang disalahkan.

Anonymous said...

gua pusing nih.... laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh akuntan publik ngomong apa? masa transaksi segede gini dibilang wajar ? kalo gue sih periksa semuanya, karena bukan kagak mungkin semua ikut main he he he

Anonymous said...

Dalam Pembukuan ada 2 hal yg plg penting untuk memperkecil penjualn dan menaikkan pembelian, nah disinilah perusahaan memperkecil laba sehingga pajak yg dibayarkan kecil. Tentu ada caranya dong, tax planning kali jawabannya