Aturan Pajak yang Nyeleneh..
kemaren sore abis ngerjain SKB, terus mikir-mikir, pajak ini banyak banget aturannya, karena saking banyaknya aturan ada beberapa aturan yang menurut saya nyeleneh (ini terjemahan bebasnya adalah nyeleneh), nah berangkat dari itu saya mencoba untuk menginventarisir aturan yang menurut saya nyeleneh, dan juga minta bantuan dari pembaca kalo ada usul aturan apa saja yang nyeleneh versi masing-masing, terima kasih.
kemaren sore abis ngerjain SKB, terus mikir-mikir, pajak ini banyak banget aturannya, karena saking banyaknya aturan ada beberapa aturan yang menurut saya nyeleneh (ini terjemahan bebasnya adalah nyeleneh), nah berangkat dari itu saya mencoba untuk menginventarisir aturan yang menurut saya nyeleneh, dan juga minta bantuan dari pembaca kalo ada usul aturan apa saja yang nyeleneh versi masing-masing, terima kasih.
Aturan yang nyeleneh :
1. Peraturan Direktur jenderal Pajak Nomor : PER-146/PJ./2006, pada lampiran II mengenai petunjuk pengisian SPT PPN huruf F No. 2, yang intinya berisi bahwa untuk pembetulan SPT yang sebelumnya Lebih Bayar, kemudian dibetulkan yang mengakibatkan Lebih Bayarnya mengecil, maka atas selisih tersebut harus dibayar oleh WP.
Kenapa saya sebut nyeleneh, karena pada dasarnya WP masih mengalami LB kok sudah disuruh bayar ?
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 211/KMK.03/2003 Pasal 4 a yg berbunyi "Dalam rangka penawaran umum perdana (Initial Publik Offering), Wajib Pajak yang telah menerima pengalihan harta dengan nilai buku dalam rangka penggabungan atau peleburan usaha tanpa melakukan revaluasi aktiva tetap, dapat menerima pengalihan kerugian fiskal dari Wajib Pajak yang melakukan pengalihan harta dan melakukan kompensasi kerugian fiskal sesuai ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-undang Pajak Penghasilan yang berlaku, setelah terlebih dahulu mendapatkan izin dari Menteri Keuangan dan melakukan penilaian kembali atas seluruh aktiva tetap perusahaan dari Wajib Pajak yang melakukan pengalihan harta dengan harga pasar yang berlaku pada waktu penggabungan atau peleburan usaha dilakukan."
Padahal pada intinya untuk mengakui kerugian waktu penggabungan usaha, harus dilakukan revaluasi Aktiva tetap terlebih dahulu.
Dan kebetulan aturan ini keluar tidak lama berselang setelah ribut soal merger Bank Mandiri yang mengakui kerugian tanpa melakukan Revaluasi Aktiva tetap.
3 comments:
untuk pembetulan SPT PPN : kelebihan pajak tersebut oleh DJP mungkin telah dianggap "telah dikompensasikan" ke masa berikutnya. Lebih baik dibayar sih, daripada nanti waktu pemeriksaan kena sanksi 100% atas " pajak masukan yang seharusnya tidak dikompensasikan "
untuk Revaluasi : aturan itu mungkin untuk menghindari penghindaran pajak, asumsinya kalau nilai aset hanya didasarkan dengan nilai buku mungkin depresiasinya akan tidak sesuai dengan aturan pajak tentang depresiasi, kalau nunggu diperiksa kan lama.
Bener sih, cuma yg jadi masalah gimana dengan hak WP yg ingin melakukan pembetulan di masa-masa pajak berikutnya, apakah dia gak boleh betulin dan harus membayar..
Terimakasih Infonya
sangat bermanfaat..
Perkenalkan saya mahasiswa Fakultas Ekonomi di UII Yogyakarta
:)
twitter : @profiluii :)paratse
Post a Comment